Pilih Saja Yang Anda Mau!!

Selasa, 28 Juni 2011

Tanda2 KEmaTian

Kematian atau ajal adalah akhir dari kehidupan,  Kematian juga dikemukakan oleh Al-Quran dalam konteks menguraikan nikmat-nikmat-Nya kepada manusia. Dalam surat Al-Baqarah (2): 28 Allah mempertanyakan kepada orang-orang kafir.
"Bagaimana kamu mengingkari (Allah) sedang kamu
tadinya mati, kemudian dihidupkan (oleh-Nya),
kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya
kembali, kemudian kamu dikembalikan kepada-Nya."
 
Nikmat yang diakibatkan oleh kematian, bukan saja dalam kehidupan ukhrawi nanti, tetapi juga dalam kehidupan duniawi, karena tidak dapat dibayangkan bagaimana keadaan dunia kita yang terbatas arealnya ini, jika seandainya semua manusia hidup terus-menerus tanpa mengalami kematian.
 
Dalam  keadaan  mati  mendadak,  sakarat  al-maut  itu hanya terjadi beberapa saat singkat, 
yang mengalaminya akan merasa sangat  sakit  karena  kematian  yang dihadapinya ketika
itu diibaratkan oleh Nabi Saw.- seperti "duri yang berada  dalam
kapas,  dan  yang dicabut dengan keras." Banyak ulama tafsir menunjuk ayat 
Wa nazi'at gharqa (Demi malaikat-malaikat yang mencabut  nyawa  dengan  keras) 
 
(QS  An-Nazi'at  [79]:  1), 
sebagai isyarat  kematian  mendadak.  Sedang  lanjutan  ayat
surat     tersebut     yaitu    Wan    nasyithati    nasytha
(malaikat-malaikat yang mencabut ruh  dengan  lemah  lembut)
sebagai   isyarat   kepada   kematian  yang  dialami  secara perlahan-lahan. 
Kematian yang melalui proses lambat itu dan yang  dinyatakan
oleh  ayat  di  atas  sebagai "dicabut dengan lemah lembut," 
sama keadaannya dengan proses yang  dialami  seseorang  pada
saat  kantuk  sampai  dengan  tidur. 
 
Surat Al-Zumar (39): 42
yang  dikutip   sebelum   ini   mendukung   pandangan   yang
mempersamakan  mati  dengan tidur. Dalam hadis pun diajarkan
bahwasanya tidur identik dengan kematian. Bukankah doa  yang
diajarkan  Rasulullah  Saw.  untuk  dibaca  pada saat bangun
tidur adalah:
      "Segala puji bagi Allah yang menghidupkan kami
     (membangunkan dari tidur) setelah mematikan kami
     (menidurkan). Dan kepada-Nya jua kebangkitan
     (kelak)."
 
Pakar tafsir Fakhruddin Ar-Razi, mengomentari surat Al-Zumar
(39): 42 sebagai berikut: 
     "Yang pasti adalah tidur dan mati merupakan dua
     hal dari jenis yang sama. Hanya saja kematian
     adalah putusnya hubungan secara sempurna, sedang
     tidur adalah putusnya hubungan tidak sempurna
     dilihat dari beberapa segi."
 
Kalau  demikian.  mati  itu  sendiri  "lezat  dan   nikmat,"
bukankah   tidur   itu   demikian?  Tetapi  tentu  saja  ada
faktor-faktor ekstern yang dapat menjadikan  kematian  lebih
lezat dari tidur atau menjadikannya amat mengerikan melebihi
ngerinya   mimpi-mimpi   buruk   yang    dialami    manusia.
Faktor-faktor  ekstern  tersebut muncul dan diakibatkan oleh
amal manusia yang diperankannya dalam kehidupan dunia ini
 
Nabi Muhammad Saw. dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh
Imam   Ahmad   menjelaskan   bahwa,  "Seorang  mukmin,  saat
menjelang kematiannya, akan didatangi oleh  malaikat  sambil
menyampaikan  dan  memperlihatkan  kepadanya  apa yang bakal
dialaminya setelah kematian. Ketika itu tidak ada yang lebih
disenanginya  kecuali  bertemu  dengan Tuhan (mati). Berbeda
halnya  dengan  orang  kafir  yang   juga   diperlihatkannya
kepadanya  apa  yang bakal dihadapinya, dan ketika itu tidak
ada sesuatu yang lebih dibencinya  daripada  bertemu  dengan
Tuhan."
 
Dalam surat Fushshilat (41): 30 Allah berfirman,
      "Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan bahwa
     Tuhan kami ialah Allah, kemudian mereka meneguhkan
     pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada
     mereka (dengan mengatakan), 'Janganlah kamu merasa
     takut dan jangan pula bersedih, serta
     bergembiralah dengan surga yang dijanjikan Allah
     kepada kamu.'"
 
Turunnya  malaikat  tersebut  menurut  banyak  pakar  tafsir
adalah  ketika  seseorang  yang sikapnya seperti digambarkan
ayat di atas sedang menghadapi  kematian.  Ucapan  malaikat,
"Janganlah  kamu  merasa  takut"  adalah  untuk  menenangkan
mereka menghadapi maut  dan  sesudah  maut,  sedang  "jangan
bersedih"   adalah   untuk  menghilangkan  kesedihan  mereka
menyangkut persoalan dunia yang ditinggalkan  seperti  anak,
istri, harta, atau hutang.
 
Sebaliknya Al-Quran mengisyaratkan bahwa keadaan orang-orang
kafir ketika menghadapi kematian sulit terlukiskan:
 
     "Kalau sekuanya kamu dapat melihat
     malaikat-malaikat mencabut nyawa orang-orang yang
     kafir seraya memukul muka dan belakang mereka
     serta berkata, 'Rasakanlah olehmu siksa neraka
     yang membakar' (niscaya kamu akan merasa sangat
     ngeri)" (QS Al-Anfal [8]: 50)
     
     "Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di
     waktu orang-orang yang zalim berada dalam
     tekanan-tekanan sakaratul maut, sedang para
     malaikat memukul dengan tangannya sambil berkata,
     'Keluarkanlah nyawamu! Di hari ini, kamu dibalas
     dengan siksaan yang sangat menghinakan karena kamu
     selalu mengatakan terhadap Allah perkataan yang
     tidak benar, dan karena kamu selalu menyombongkan
     diri terhadap ayat-ayat-Nya" (QS Al-An'am [6]:
     93).
 
Di  sisi  lain,  manusia  dapat  "menghibur"  dirinya  dalam
menghadapi   kematian  dengan  jalan  selalu  mengingat  dan
meyakini bahwa semua manusia pasti akan mati. Tidak  seorang
pun  akan  luput  darinya,  karena  "kematian  adalah risiko
hidup." Bukankah Al-Quran menyatakan bahwa,
 
    "Setiap jiwa akan merasakan kematian?" (QS Ali
     'Imran [3]: 183)
     
     "Kami tidak menganugerahkan hidup abadi untuk
     seorang manusiapun sebelum kamu. Apakah jika kamu
     meninggal dunia mereka akan kekal abadi? (QS
     Al-Anbiya' [21]: 34)
 
Keyakinan  akan  kehadiran  maut  bagi  setiap  jiwa   dapat
membantu meringankan beban musibah kematian. Karena, seperti
diketahui, "semakin banyak yang terlibat dalam  kegembiraan,
semakin   besar   pengaruh   kegembiraan   itu   pada  jiwa;
sebaliknya,  semakin  banyak  yang  tertimpa  atau  terlibat
musibah, semakin ringan musibah itu dipikul."
 
Demikian  Al-Quran  menggambarkan kematian yang akan dialami
oleh manusia taat dan durhaka, dan demikian kitab suci  irõi
menginformasikan   tentang  kematian  yang  dapat  mengantar
seorang mukmin agar  tidak  merasa  khawatir  menghadapinya.
Sementara, yang tidak beriman atau yang durhaka diajak untuk
bersiap-siap menghadapi berbagai ancaman dan siksaan.
 
Tanda tanda Sakaratulmaut Baginda Rasullullah S.A.W bersabda:  “Apabila   telah sampai  ajal   seseorang itu maka akan  masuklah satu kumpulan  malaikat ke dalam lubang-lubang kecil dalam badan dan kemudian  mereka  menarik rohnya  melalui kedua-dua  telapak kakinya sehingga sampai ke  lutut . Setelah  itu datang pula sekumpulan malaikat  yang lain masuk  menarik roh dari  lutut hingga  sampai ke perut dan kemudiannya mereka  keluar.  Datang lagi  satu kumpulan malaikat yang lain  masuk dan  menarik rohnya dari perut  hingga  sampai ke dada dan kemudiannya mereka  keluar.  Dan akhir sekali  datang lagi satu kumpulan  malaikat masuk  dan menarik roh dari dadanya hingga sampai ke kerongkong dan itulah yang   dikatakan saat nazak orang  itu.” Sambung Rasullullah S.A.W. lagi:  “Kalau  orang yang nazak itu orang yang beriman,  maka malaikat Jibril  A.S. akan  menebarkan  sayapnya yang disebelah kanan sehingga orang   yang nazak itu  dapat melihat kedudukannya di  syurga. Apabila orang  yang beriman itu  melihat  syurga, maka dia akan lupa kepada orang yang   berada  disekelilinginya. Ini adalah kerana sangat  rindunya pada  syurga dan  melihat terus  pandangannya kepada sayap Jibril A.S.” Kalau   orang yang nazak itu orang munafik, maka  Jibril A.S. akan menebarkan   sayap disebelah kiri.  Maka orang yang nazak tu dapat melihat  kedudukannya di neraka dan dalam masa itu  orang itu tidak lagi melihat   orang di  sekelilinginya. Ini adalah kerana terlalu takutnya  apabila   melihat neraka yang akan menjadi tempat  tinggalnya. Dari  sebuah hadis  bahwa apabila Allah S.W.T.  menghendaki seorang mukmin itu  dicabut   nyawanya maka datanglah malaikat maut. Apabila  malaikat maut  hendak  mencabut roh orang  mukmin itu dari arah mulut maka keluarlah  zikir   dari mulut orang mukmin itu dengan berkata: “Tidak  ada jalan bagimu  mencabut roh orang ini  melalui jalan ini kerana orang  ini sentiasa   menjadikan lidahnya berzikir kepada Allah S.W.T.” Setelah  malaikat maut  mendengar penjelasan itu,  maka dia pun kembali kepada  Allah S.W.T.  dan  menjelaskan apa yang diucapkan oleh lidah orang  mukmin  itu. Lalu  Allah S.W.T. berfirman yang  bermaksud: “ Wahai malaikat maut, kamu  cabutlah ruhnya dari arah lain.” Sebaik  saja malaikat maut mendapat  perintah  Allah S.W.T. maka malaikat maut  pun cuba  mencabut roh orang  mukmin dari arah tangan.  Tapi keluarlah  sedekah dari arah tangan orang   mukmin itu, keluarlah usapan kepala  anak-anak  yatim dan keluar  penulisan ilmu. Maka berkata tangan:  “Tidak  ada jalan bagimu  untuk  mencabut roh orang mukmin dari arah ini,  tangan  ini telah mengeluarkan  sedekah, tangan  ini mengusap kepala anak-anak  yatim dan tangan  ini  menulis ilmu pengetahuan.” Oleh  kerana malaikat maut gagal untuk  mencabut roh orang mukmin dari arah  tangan maka  malaikat maut cuba  pula dari arah kaki.  Malangnya malaikat  maut juga gagal melakukan   sebab kaki berkata:  “Tidak ada jalan  bagimu dari  arah ini kerana kaki  ini sentiasa berjalan berulang alik  mengerjakan solat dengan berjemaah  dan kaki ini juga berjalan menghadiri  majlis-majlis ilmu.” Apabila   gagal malaikat maut, mencabut roh orang  mukmin dari arah kaki, maka   malaikat maut cuba  pula dari arah telinga. Sebaik saja malaikat maut  menghampiri telinga maka telinga pun berkata: ” Tidak ada jalan bagimu  dari arah ini kerana  telinga ini sentiasa mendengar bacaan Al-Quran   dan zikir.” Akhir sekali malaikat maut cuba mencabut orang  mukmin dari  arah mata tetapi baru saja hendak  menghampiri mata maka berkata mata:  ”Tidak  ada  jalan bagimu dari arah ini sebab mata ini sentiasa  melihat  beberapa  mushaf dan kitab-kitab dan mata ini sentiasa menangis kerana  takutkan  Allah.”   Setelah gagal maka malaikat maut kembali kepada  Allah S.W.T. Kemudian Allah S.W.T. berfirman yang bermaksud  :  “Wahai  malaikatKu, tulis AsmaKu ditelapak  tanganmu dan tunjukkan kepada roh  orang yang  beriman itu.”   Sebaik saja mendapat perintah Allah S.W.T.  maka malaikat maut  menghampiri roh  orang itu dan menunjukkan Asma  Allah S.W.T.  Sebaik saja  melihat Asma Allah dan cintanya  kepada Allah  S.W.T maka keluarlah roh  tersebut  dari arah mulut dengan tenang. Abu   Bakar R.A. telah ditanya tentang kemana roh  pergi setelah ia keluar   dari jasad. Maka berkata  Abu Bakar R.A:”Roh itu menuju ketujuh tempat :  1 .  Roh para Nabi dan utusan menuju ke Syurga  Adnin. 2 .  Roh para  ulama menuju ke Syurga Firdaus. 3 .  Roh mereka yang berbahagia menuju  ke Syurga  Illiyyina. 4 .  Roh para shuhada berterbangan seperti burung  di  syurga mengikut kehendak mereka. 5 .  Roh para mukmin yang berdosa  akan tergantung  di udara tidak di bumi dan tidak di langit sampai  hari  kiamat. 6 .  Roh anak-anak orang yang beriman akan berada di gunung  dari minyak misik. 7 .  Roh orang-orang kafir akan berada dalam neraka   Sijjin, mereka diseksa berserta jasadnya hingga  sampai hari Kiamat.”  Telah  bersabda Rasullullah S.A.W: Tiga kelompok  manusia yang akan  dijabat  tangannya oleh para  malaikat pada hari mereka keluar dari  kuburnya: 1 .  Orang-orang yang mati syahid. 2 .  Orang-orang yang  mengerjakan solat malam  dalam bulan ramadhan. 3 .  Orang berpuasa di  hari Arafah. Tanda-Tanda Menjelang  Ajal Tanda 100  Hari Sebelum   Meninggal : Ini  adalah tanda pertama dari Tuhan kepada  hambanya dan  hanya akan disadari  oleh mereka  yang dikehendakinya. Semua orang akan   mendapat tanda ini,  hanya saja banyak yang tidak menyadarinya. Tanda   ini akan berlaku lazimnya selepas waktu  Ashar, seluruh tubuh yaitu dari   ujung rambut  hingga ke ujung kaki akan mengalami getaran  atau   seakan-akan menggigil, contohnya seperti  daging lembu yang baru saja   disembelih dimana  jika diperhatikan dengan teliti, kita akan  mendapati   daging tersebut seakan-akan  bergetar…. Tanda  ini rasanya nikmat dan  bagi mereka yang  sadar dan berdetik di hati  bahwa mungkin ini  adalah  tanda mati, maka getaran ini akan  berhenti dan  hilang setelah kita  sadar akan  kehadiran tanda ini. Bagi  mereka yang tidak diberi  kesadaran atau  mereka yang hanyut dengan  kenikmatan tanpa  memikirkan  soal kematian, tanda ini akan lenyap  begitu  saja tanpa ada manfaat.  Bagi yang  sadar dengan kehadiran tanda ini, maka ini adalah peluang  terbaik untuk  memanfaatkan  masa yang ada untuk mempersiapkan diri  dengan  amalan dan  urusan yang akan dibawa atau  ditinggalkan sesudah  mati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar